بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
HAKEKAT KAYA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kaya itu adalah kaya hati."
(HR Bukhari)
Kandungan hadits
01. Hakikat kaya bukanlah karena banyak harta, karena mayoritas manusia yang dilapangkan hartanya tidak puas dengan harta yang telah dimilikinya.
2. Kekayaan sebenarnya adalah kekayaan jiwa, yaitu ketika merasa cukup dengan apa yang diperolehnya (qona’ah), rela dan tidak tamak terhadap apa yang diperolehnya.
3. Kaya yang sesungguhnya adalah ketika merasa cukup dan bersyukur dengan setiap pemberianNYa.
4. Insyirohulqolbi adalah sikap dan kondisi batin terhadap anugerah Allah seberapa pun yang diterima ia syukuri sebagai anugerah terbaik dari Allah Subhanahu wata'ala, bila demikian halnya maka yang terucap dari bibirnya hanya syukur, dan inilah kaya yang sesungguhnya.
0 komentar:
Post a Comment