Peraturan Menpan RB Nomor 61 Tahun 2018 Memberikan Peluang CPNS yang Gagal Tes SKD di Pasing Grade

Kabar gembira bagi peserta Tes CPNS yang mengikuti Seleksi Kopetensi Dasar (SKD) dikarenakan tingkat kesulitan Soal Seleksi Kompetensi Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018 sangat tinggi dibandingkan dengan soal Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) pada tahun sebelumnya, sehingga mengakibatkan terbatasnya jumlah kelulusan peserta Seleksi Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018 dan terjadinya disparitas hasil kelulusan antar wilayah sehingga berpotensi tidak terpenuhinya kebutuhan/formasi yang telah ditetapkan.

Panduan Aplikasi Raport (ARD)

Pada aplikasi rapor digital operator guru yaitu bertanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar dan Penilaian hasil belajar siswa. Pada operator guru dan wali kelas ini penilain hasil berlajar di input, berdasarkan mata pelajar guru tersebut, setelah itu wali kelas hanya mengisi beberapa.

Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia adalah organisasi non formal yang diselenggarakan oleh pendidikan kepanduan, Kata PRAMUKA sendiri merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki makna Jiwa Muda yang Suka Berkarya. Organisasi non formal yang berlambangkan tunas kelapa ini bisa ditemukan diberbagai sekolahan di Indonesia karena memang Pramuka menjadi salah satu ektrakurikuler wajib di sekolah sebab kegiatan pramuka secar tidak langsung membentuk anggotanya untuk memiliki watak, akhlak, dan budi pekerti yang luhur.

Program xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxx

Coba Coba Pasang

heeeeeem

Mamane Alifa Raudlhatun Nisa

Hahahaaaaa aja kaget

About

Selamat datang di situs website kami, semoga apa yang ada di sini dapat bermanfaat dan dijadikan referensi untuk sekolah/madrasah Bapak/Ibu Guru dan barokah. Amiiiin

Tuesday, 11 September 2018

BIDADARI SURGA APAKAH HANYA UNTUK LAKI-LAKI


Apakah di surga ada bidadari yang di peruntukan seseorang wanita yang masuk syurga, yang mana telah kita dengar bahwasanya seorang laki-laki bila msuk surga akan mendapatkan istri bidadari
ﺳﺌﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺘﻮﻟﻰ ﺍﻟﺸﻌﺮﺍﻭﻯ :

 ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻭﻋﺪ ﺍﻟﻠّﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻓﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺑﺎﻟﺤﻮﺭ ﺍﻟﻌﻴﻦ ، ﻭﻟﻢ ﻳﻌﺪ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﻛﺬﻟﻚ ؟ 

ﺃﺟﺎﺏ : ﺍﻟﺤﻖ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺟﻌﻞ ﻧﻌﻴﻢ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﻨﺎﺳﺒﺎ ﻟﻤﺎ ﺗﺤﺒﻪ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻤﺔ . *ﻓﺎﻟﻤﺮﺃﺓ ﻓﻰ ﺫﺍﺗﻪ ﻻ ﺗﺤﺐ ﺑﻔﻄﺮﺗﻬﺎ ﺍﻟﺴﻠﻴﻤﺔ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺪﺩ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ* ، ﺣﺘﻰ ﺃﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺴﻴﺪﺍﺕ ﻳﻤﻮﺕ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻓﺘﺄﺑﻰ ﺃﻥ ﺗﺘﺰﻭﺝ ﺑﻌﺪﻩ ، ﻣﻊ ﺃﻥ ﺯﻭﺍﺟﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺓ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﺣﻼﻝ ، ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﺗﻌﺘﺒﺮ ﺃﻥ ﻣﻦ ﻛﺮﺍﻣﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﺃﻻ ﻳﺘﻌﺪﺩ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ . ﻭﻣﻦ ﻓﺤﻮﻟﺔ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺃﻧﻪ ﻳﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺪﺩ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ، ﻓﺄﻋﻄﻰ ﺍﻟﻠّﻪ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻣﺎ ﻳﺜﺒﺖ ﻟﻪ ﺍﻟﻔﺤﻮﻟﺔ ، ﻭﺃﻋﻄﻰ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﻣﺎ ﻳﺜﺒﺖ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻌﻔﺔ ﻭﺍﻻﻋﺰﺍﺯ . 
*ﻭﻓﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻟﻦ ﺗﻐﺎﺭ ﺍﻟﺰﻭﺟﺔ ﻛﻤﺎ ﺗﻐﺎﺭ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ، ﻷﻧﻬﺎ ﻟﻦ ﺗﺬﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺑﻄﺒﻌﻬﺎ ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺘﻐﻴﺮ ﺍﻟﻄﺒﻊ* ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﻖ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ : (ﻭﻧﺰﻋﻨﺎ ﻣﺎ ﻓﻰ ﺻﺪﻭﺭﻫﻢ ﻣﻦ ﻏﻞ ﺗﺠﺮﻯ ﻣﻦ ﺗﺤﺘﻬﻢ ﺍﻷﻧﻬﺎﺭ/  ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ 43 )
 (ﻭﻧﺰﻋﻨﺎ ﻣﺎ ﻓﻰ ﺻﺪﻭﺭﻫﻢ ﻣﻦ ﻏﻞ ﺇﺧﻮﺍﻧﺎ ﻋﻠﻰ ﺳﺮﺭ ﻣﺘﻘﺎﺑﻠﻴﻦ / ﺍﻟﺤﺠﺮ 47 )، *ﺍﻟﻐﻞ : ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻭﺍﻟﻌﺪﺍﻭﺓ ﻭﺍﻟﺤﺰﺍﺯﺓ ﻓﻰ ﺍﻟﺼﺪﻭر*

1. Alm. Syeikh Sya'rowi (Al-Azhar) pernah ditanya ttg hal ini (yg mna pertanyaan tsb dtg dr orientalis): dan beliau menjawab:
1. Bahwa fitrah wanita tidak akan berpasangan kecuali satu. Dan hal ini sebenarnya merupakan kemulyaan bagi wanita sebab wanita yg mulya dan menjaga kesucian dirinya tidak akan rela digauli oleh banyak lelaki sebab wanita bukan tempat pemuas nafsu seperti anggapan orang2 kafir. Oleh karena itu, ketika Allooh tidak memberikan banyak pasangan di surga bukan tidak adil dan menghinanya tp sebaliknya yaitu nemulyakannya sesuai fitrah dan memberikan nikmat kpd laki2 sesuai dgn fitrahnya. 
Perlu diketahui juga bahwa keinginan wanita dan tabiatnya  akan berubah. Tabiat buruknya akan dihilangkn lgsg oleh Allooh swt sprt sifat iri dengki, pendendam dsb.
_*وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ*_ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (الأعراف٤٣)

_*وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ*_ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ  (الحجر ٤٧)
Arti: dan Kami cabut drpda dada mereka rasa dendam (juga iri)....

2. Menguatkan pandangan Syeikh Sya'rowi, adalah tafsiran Ibn katsir ttg ayat yg menerangkan sifat dan akhlak wanita surga:
*قاصرات الطرف*
{الحمن:56} فِيهِنَّ *قَاصِرَاتُ الطَّرْف*ِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ 
قَالَ بَعْد ذَلِكَ " فِيهِنَّ " أَيْ فِي الْفُرُش " قَاصِرَات الطَّرْف " أَيْ *غَضِيضَات عَنْ غَيْر أَزْوَاجِهِنَّ فَلَا يَرَيْنَ شَيْئًا فِي الْجَنَّة أَحْسَنَ مِنْ أَزْوَاجِهِن*َّ
Mereka wanita di surga menundukkan pandangannya daripada selain suami mereka dan mereka di surga tidak melihat sesuatu nikmat yg lebih bagus daripada suami mereka.

*قَالَهُ اِبْن عَبَّاس وَقَتَادَة وَعَطَاء الْخُرَاسَانِيّ وَابْن زَيْد وَقَدْ وَرَدَ *أَنَّ الْوَاحِدَة مِنْهُنَّ تَقُول لِبَعْلِهَا وَاَللَّهِ مَا أَرَى فِي الْجَنَّة شَيْئًا أَحْسَن مِنْك وَلَا فِي الْجَنَّة شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْك فَالْحَمْد لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَك لِي وَجَعَلَنِي لَك"*
Dalam riwayat Ibn Abbas ra dll: bahwa wanita di surag berkata kpd suaminya: aku tidak melihat sesuatu nikmat yg lebih bagus, lebih aku cintai daripada kamu....Alhamdulillaah yg telah menjadikanmu utkku dan menjadikanku utkmu.

_melihat tafsiran ini, dpt diambil kesimpulan bahwa wanita surga sudah puas hati satu suaminya dan takkan melirik laki2 sbb sifat2 iri dengki sudah dicabut oleh Allooh sbgmn surat Al-A'rof 43 dan al-Hijr 47 di atas.

3. Di surga semua nikmat bukan hanya nikmat menikah satu sama lain ...dan semua iri hati kedengkian dihilangkan sehingga setiap ahli surga puas hati dgn balasan Allooh swt.

4. Tentang nikmat surga: cara pandang kita tidak sama dengan cara pandang Allooh. Rasulullooh saw menggambarkan surga dlm hadits Qudsi spt ini:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ :- ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﺃﻋﺪﺩﺕ ﻟﻌﺒﺎﺩﻱ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻣﺎ ﻻ ﻋﻴﻦ ﺭﺃﺕ ﻭﻻ ﺃﺫﻥ ﺳﻤﻌﺖ ﻭﻻ ﺧﻄﺮ ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺐ ﺑﺸﺮ 
Arti: Rasulillooh saw bersabda: Allooh swt berfifmsn: Aku menyediakan utk hamba2Ku yg soleh apa blum pernah dilihat mata, didengar oleh telinga dan terdetik dlm hati seseorang. (HR. Bukhori-Muslim)

Tidak usah ke surga, di dunia saja sudah dpt kita merasakan perbedaan. Misalnya kita suka minum es dan sangat nikmat sbb hidup di Afrika, namum blum tentu kita suka dan nikmat minum es klau pindah hidup di kutub utara. Misalnya juga: kita kadang berat untuk bersedekah (agak susah dan kurang begitu nikmat dgn sedekah sbb anggapan mengurangi harta), tapi kalau sudah masuk alam kubur malah sedekah yg nikmat daripada pelit (bakhil) sewaktu di dunia. Oleh karena itu, semua kenikmatan di dunia ini tidak sama dgn di surga...

5.Tidak ada dalil yang mengatakan langsung wanita akan bersuami lebih dari satu di surga, berbeda dengan laki2. Jadi tidak dapat memastikan wanita akan dpt 1 suami atau pun lebih

6. Seterusnya ini adalah perkara ghaib, maka kata ulama diperintahkan supaya tidak terlalu mendalam kita memperbincangkannya manakala akal pikiran kita sudah tidak mampu. Kita pasrahkan segalanya kpd Allooh swt. Sebagai adab orang mukmin kpd Allooh maka kita ucapkan: 
ِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا 
Dan cukuplah Allooh Yang Maha Mengetahui (segala2nya). Annisa':70

و الله أعلم بالصواب

SILATURAHMI


بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

SILATURAHMI

عَنْ ابْنِ شِهَا بٍ قَالَ أَخْبَرَنِي اَنَسُ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فيِ رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ .

Dari Ibnu Syihab, dari Annas bin Malik berkata bahwa sesungguhnya  Rasulullah saw bersabda : barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan ditangguhkan atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung tali kasih sayang dengan keluarganya.

(H.R. Bukhari dalam Syarah Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kitab al-Ilmiyah, t.th), hlm. 20.

Kata silaturahim lebih merujuk pada hubungan kekeluargaan, sementara silaturahmi bersandar pada sikap kasih sayang secara universal.

 Rahim merujuk pada ‘tempat janin’. Sementara ‘rahmi’ terserap dari ‘ar-rohmu’, kasih sayang. Ada hadis Nabi: Barang siapa yang ingin dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya hendaklah menghubungkan rahimnya (bersilaturahim). Bahkan Nabi sangat keras bagi orang yang memutuskan hubungan: Tidak akan masuk surga pemutus (silaturahim).

Silaturahim dan silaturahmi, hakikatnya mengandung makna yang sama tapi penggunaannya dalam kalimat berbeda. Dan secara harfiah berbeda. Intinya keterikatan hubungan. Siapa yang memutus hubungan pada konteks ‘tempat janin’, hubungan keluarga, hubungan anak dan orangtua, ia akan terputus dari surga yang dijanjikan Allah.

Jadi tidak boleh kita memutus hubungan (ikatan janin) dengan keluarga sendiri meski benci ke adik atau kakak, ia satu rahim. Dan pada kata rahmi, tali kasih sayang, pun sama. Tidak boleh memutus kasih sayang terhadap sesama manusia karena akan berdampak pada terputusnya jalan rezeki, atau setidaknya akan hilang keberkahan rezeki.

Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

Hadis tersebut sederhana dalam menyuguhkan rahasia untuk masuk surga, yaitu dengan merawat dan menjaga hubungan kasih sayang baik dengan keluarga dekat maupun dengan sesama warga dunia.

HADITS MENGANGGAP SIAL




بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

MENGANGGAP SIAL

لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَلاَ هَامَةَ ، وَلاَ صَفَرَ

“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial karena sesuatu, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar”.

 (HR. Bukhari no. 5757 dan Muslim no. 2220).

Hadits semakna adalah dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia menyebutkan hadits secara marfu’ –sampai kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam-,

« الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ». ثَلاَثًا « وَمَا مِنَّا إِلاَّ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ ».

“Beranggapan sial adalah kesyirikan, beranggapan sial adalah kesyirikan”. Beliau menyebutnya sampai tiga kali. Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan jelek dalam hatinya. Namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial tersebut dengan tawakkal.”

 (HR. Abu Daud no. 3910 dan Ibnu Majah no. 3538)


Hadits  tersebut melarang beranggapan sial secara umum, juga pada tempat dan waktu tertentu seperti pada bulan Suro dan Shafar.

Menganggap bulan Suro atau bulan Muharram adalah bulan keramat sehingga tidak boleh mengadakan hajatan, walimahan atau acara besar lainnya.

Jika lewat di depan kuburan, selalu sial dan sering melihat hantu gentayangan.

Anggapan sial dengan angka 13. Benarkah Angka 13 Membawa Sial?
Banyak pesawat Terbang tidak ada bangku nomor 13, padahal pesawat dibuat dan dikelola oleh orang yang cerdas dan pintar atau hukum sebab-akibat dan  teknologi, tetapi apa hubungannya antara 13 dan sial?

 Secara logika, tidak ada hubungan sebab-akibat, baik secara syar'i maupun kauni. itulah tathoyur/tiyaroh/syirik yang membuat akal sehat tidak berfungsi.

Anggapan angka 13 membawa sial adalah anggapan yang hampir mendunia.

Ini hanya anggapan khurafat dan takhayul yang tidak dibenarkan. Bukankah seorang muslim yakin kepada Allah yang menetapkan takdir, untung dan sial, baik dan buruk adalah takdir Allah yang tidak ada kaitannya dengan angka 13.

Inilah yang disebut dengan “thiyarah” (ﺍﻟﻄِّﻴَﺮَﺓُ) yaitu beranggapan sial.

‘Abdullah bin Mas’ud menyebutkan,

“Beranggapan sial adalah kesyirikan, beranggapan sial adalah kesyirikan”.

Beliau menyebutnya sampai tiga kali. Kemudian Ibnu Mas’ud berkata,
“Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan jelek dalam hatinya. Namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial tersebut dengan tawakkal. ”(HR. Abu Daud)

Dalam pelajaran tauhid, sebab ada dua:

1. Sebab Kauniy
Sebab kauniy adalah hukum sebab-akibat alam atau memang ada penelitian bahwa itu adalah sebabnya
Miisalnya:
-Api kalau kena air ya padam, kertas kena api terbakar dengan mudah
-Motor jalan dengan bahan bakar bensin bukan air (penelitian)

2. Sebab syar’i
Sebab syar’i adalah sebab yang ditentukan oleh syariat menjadi penyebab sesuatu, MESKIPUN bukan penyebab secara kauniy
Misalnya: Jika ingin dipanjangkan umur (berkah) dan dimudahkan rezeki maka silaturahmi (silaturahmi penyebab mudah rezeki)

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

(QS. Al A’raf: 131).

HADITS NAJIS CICAK DI MA'FU APA TIDAK?


Mau nanya masalah najis ustadz
Kotoran cicak (bahasa madura tamiceng) termasuk najis di ma'fu apa tidak,? Karna di masyarakat biasanya cukup di sapu ketika najis tersebut kering. Hal ini Biasanya juga terjadi di masjid-masjid

Jawaban:
_*1. Kalau sekiranya 1 tahinya maka dicuci biasa*_
_*2. Bila terlalu sering tahi cicak, terutamanya di Masjid, maka itu *masyaqqoh (menyusahkan)* dan hal itu termasuk *عموم البلوى (beban yang sudah merata2/menyebarluas)* dan *تعذر الاحترارmemberatkan utk selalu menjaganya*....oleh karena itu *di-ma'fu* dan *sah solatnya*_

*_Kesimpulannya: cukup sapu ketika kering_*
_spt contohnya di masjidil harom banyak tahi burung merpati..._
📚 المجموع النووي: ج٢/ص:٥٥٠/م. شاملة):

..... *وَعَنْ الْمَسَاجِدِ بِأَنَّهُ تُرِكَ لِلْمَشَقَّةِ فِي إزَالَتِهِ مَعَ تَجَدُّدِهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ وَعِنْدِي أَنَّهُ إذَا عَمَّتْ بِهِ الْبَلْوَى وَتَعَذَّرَ الِاحْتِرَازُ عَنْهُ يُعْفَى عَنْهُ وَتَصِحُّ الصَّلَاة* كَمَا يُعْفَى عَنْ طِينِ الشَّوَارِعِ وَغُبَارِ السِّرْجِينِ....

و الله أعلم بالصواب...

HADITS DZIKIR YANG PALING RINGAN



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

ZIKIR YANG PALING RINGAN

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى اَلرَّحْمَنِ, خَفِيفَتَانِ عَلَى اَللِّسَانِ, ثَقِيلَتَانِ فِي اَلْمِيزَانِ, سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ , سُبْحَانَ اَللَّهِ اَلْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang yang dicintai Allah ar-Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya : “Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).”

(HR. Bukhari 6406 dan Muslim 2694)

Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ السَّمِيْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ

“Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.”

(HR. Bukhari 4729 dan Muslim 2785)

Kandungan hadits

1. Konsep dalam Islam mengenal amalan dzikir, yang diagama lain tidak dikenal

2. Dzikir yang teringan adalah bertasbih dan memuji Allah Subhanahu wata'ala, sekalipun demikian pahalanya melampaui dua bukit beratnya

3. Tasbih dan Tahmid  bila di lantunkan hanya butuh waktu dua menit, tetapi keutamaannya menghantarkan pelakunya masuk surga

4. Masuk surga bukan ditentukan oleh bobot dan berat badan, tetapi ditentukan oleh beratnya amal shaleh.

5. Ktika waktu longgar usahakan di gunakan untuk dzikir, terutama ketika sedang macet di jalan maka  berdzikir merupakan pilihan yang tepat.

6.  Dengan dzikrullah hati menjadi tenang, perasaan damai, dan karakter menjadi cool.

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ

“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya.
Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya’: 47)

HADITS DOA KETIKA SYAFAR ADALAH MUSTAJAB



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

DOA KETIKA SAFAR ADALAH MUSTAJAB

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

“Tiga waktu diijabahi (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu: (1) do’a orang yang terzholimi, (2) do’a seorang musafir, (3) do’a orang tua pada anaknya.”

(HR. Ahmad 12/479 no. 7510, At Tirmidzi 4/314 no. 1905, Ibnu Majah 2/1270 no. 3862)

Safar (perjalanan untuk hal dan tujuan yang baik) adalah suatu hal yang menyulitkan. Namun di saat sulit semacam itu, Allah memberikan kita kesempatan untuk banyak berdo’a dan di situlah waktu mustajab, mudah dikabulkan do’a.

Waktu ketika  bersafar dituntunkan  banyak memohon segala kemudahan kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Berdoa untuk kebahagiaan akhirat dan  kemudahan dalam hisab di akhirat lebih utama untuk selalu dipanjatkan ketika dalam keadaan safar.

 Selanjutnya berdoa untuk kebaikan diri, dijauhkan dari kejelekan diri, begitu pula doakan kebaikan bagi istri, anak, orang tua, kerabat dan saudara muslim lainnya.

Dzikir ketika safar

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ


اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ

“Subhanalladzi sakh-khoro lanaa hadza wa maa kunna  lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamun-qolibuun (QS. Az Zukhruf: 13-14)


Allahumma innaa nas’aluka fii safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.”

 HR. Muslim no. 1342,

(Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali.


Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga)

HADITS TAWAKAL


بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

TAWAKAL

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ، وتَرُوْحُ بِطَانًا

Dari Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Allâh dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikan rizki oleh Allâh sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.”

HR. Ahmad dalam  (I/30, 52); At-Tirmidzi (no. 2344) dan An-Nasa-i (no. 11805).

Tawakkal merupakan faktor penting untuk mengundang rizki. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allâh niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allâh, niscaya Allâh akan mencukupkan (keperluan)nya…” [ath-Thalâq/65:2-3)

Tawakkal artinya mewakilkan, yaitu menampakkan kelemahan dan bersandar atau bergantung kepada seseorang.

Secara istilah,  tawakkal ialah penyandaran hati dengan jujur kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala dalam upaya memperoleh kebaikan-kebaikan dan menolak bahaya-bahaya dalam seluruh urusan dunia dan akhirat.

Tawakkal itu seperti anak kecil yang tidak mengetahui apa-apa yang dapat melindunginya selain ibunya, maka begitu juga orang yang bertawakkal, dia tidak mengetahui sesuatu yang dapat melindunginya selain Allah Subhanahu wata'ala.

Tawakal adalah bukti mentauhidkan Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan hati. Apabila di dalam hati masih ada noda kesyirikan maka tawakkalnya masih cacat. Dan bila seseorang sudah memurnikan tauhidnya maka tawakkalnya menjadi benar.

 Inti tawakkal adalah ridha dengan apa yang diperbuat oleh Allâh Azza wa Jalla, sekalipun  kelihatan kehilangan, tetapi bila ridho sebagaimana riwayat   Anas Ra berikut, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ، ؛ فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَـهِيْمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Tidak seorang muslim pun yang menaburkan benih atau menanam tanaman, lalu seekor burung, atau seseorang, atau seekor binatang makan sebagian darinya, kecuali akan dinilai sebagai sedekah baginya.

HR. al-Bukhâri (no. 2320, 6012)

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allâh-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

[al-‘Ankabût/29:60]

CARA MEMBUANG ATAU MEMUSNAHKAN AL QURAN YANG SUDAH RUSAK


Bagaimana cara membuang/memusnahkan al-Qur'an yg sdh rusak yg sdh tdk bisa lagi? mhn penjelasan!

JAWABAN:

Untuk mengatasi Qur'an yg sudh usang/sudh tdk terpakai, bisa dgn:
1. Mencuci (menghilangkan huruf2nya),
2. Membakarnya,
3. Menguburnya.
Tentunya 3 pndapat ini sudh ada penguat masing2. Ad yg berpendapt lebih utama dicuci daripada dibakar, jika itu jadi mudah & tdk dihawatirkan air cuciannya jatuh ketanah. Ada yg berpndapt lbih utama dibakar, krn pd biasanya air cucian jatuh ke tanah. Ad yg berpndapt (Hanafiyah) dikubur pd tempt yg suci & jauh dr tmpat menginjaknya manusia._
_Ada yg mengatakan *lebih hati2* dibakar "bukan" dikubur._
_Pada dasarnya membakarnya itu *makruh* kcuali ada tujuan spt utk menjaganya. Bhkan membakarnya itu bisa jadi *wajib* jika memang membakar hnya jalan satu2nya._

*Referensi:*

📚 *ﺗﺤﻔﺔ اﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﻭﺣﻮاﺷﻲ اﻟﺸﺮﻭاﻧﻲ ﻭاﻟﻌﺒﺎﺩﻱ-[ﻛﺘﺎﺏ ﺃﺣﻜﺎﻡ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ]-[ﺑﺎﺏ ﺃﺳﺒﺎﺏ اﻟﺤﺪﺙ]- ج١ / ص: ١٥٥*

*ﻭﻳﻜﺮﻩ ﺣﺮﻕ ﻣﺎ ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻻ ﻟﻐﺮﺽ ﻧﺤﻮ ﺻﻴﺎﻧﺔ* ﻭﻣﻨﻪ ﺗﺤﺮﻳﻖ ﻋﺜﻤﺎﻥ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻟﻠﻤﺼﺎﺣﻒ ﻭاﻟﻐﺴﻞ ﺃﻭﻟﻰ ﻣﻨﻪ ﻋﻠﻰ اﻷﻭﺟﻪ...........
 (ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﻜﺮﻩ) ﺇﻟﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﻣﻨﻪ ﻓﻲ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻭﺇﻟﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﻭاﻟﻐﺴﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﻐﻨﻲ (ﻗﻮﻟﻪ: ﻣﺎ ﻛﺘﺐ ﺇﻟﺦ) ﺃﻱ ﻣﻦ اﻟﺨﺸﺐ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﻭﻣﻐﻨﻲ ﺃﻱ ﻣﺜﻼ ﻓﺎﻟﻮﺭﻕ ﻛﺬﻟﻚ ﻗﻠﻴﻮﺑﻲ *(ﻗﻮﻟﻪ: ﺇﻻ ﻟﻐﺮﺽ ﻧﺤﻮ ﺻﻴﺎﻧﺔ) ﺃﻱ ﻓﻼ ﻳﻜﺮﻩ ﺑﻞ ﻗﺪ ﻳﺠﺐ ﺇﺫا ﺗﻌﻴﻦ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻟﺼﻮﻧﻪ،* ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺄﺗﻲ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺟﻠﺪ اﻟﻤﺼﺤﻒ ﺃﻳﻀﺎ ﻋ ﺷ *(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭاﻟﻐﺴﻞ ﺃﻭﻟﻰ ﻣﻨﻪ) ﺃﻱ ﺇﺫا ﺗﻴﺴﺮ ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺶ ﻭﻗﻮﻉ اﻟﻐﺴﺎﻟﺔ ﻋﻠﻰ اﻷﺭﺽ ﻭﺇﻻ ﻓﺎﻟﺘﺤﺮﻳﻖ ﺃﻭﻟﻰ ﺑﺠﻴﺮﻣﻲ ﻋﺒﺎﺭﺓ اﻟﺒﺼﺮﻱ. ﻗﺎﻝ اﻟﺸﻴﺦ ﻋﺰ اﻟﺪﻳﻦ ﻭﻃﺮﻳﻘﻪ ﺃﻥ ﻳﻐﺴﻠﻪ ﺑﺎﻟﻤﺎء ﺃﻭ ﻳﺤﺮﻗﻪ ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺇﻥ اﻹﺣﺮاﻕ ﺃﻭﻟﻰ؛ ﻷﻥ اﻟﻐﺴﺎﻟﺔ ﻗﺪ ﺗﻘﻊ ﻋﻠﻰ اﻷﺭﺽ* اﻧﺘﻬﻰ اﺑﻦ ﺷﻬﺒﺔ..


📚 *ﺗﺤﻔﺔ اﻷﺣﻮﺫﻱ-44 - ﺃﺑﻮاﺏ ﺗﻔﺴﻴﺮ اﻟﻘﺮﺁﻥ-ﺑﺎﺏ ﻭﻣﻦ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﺘﻮﺑﺔ- ج٨ / ص: ٤١٢*

..ﻭﻗﺪ ﺃﺧﺮﺝ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺯاﻕ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﻃﺎﻭﺱ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﺤﺮﻕ اﻟﺮﺳﺎﺋﻞ اﻟﺘﻲ ﻓﻴﻬﺎ اﻟﺒﺴﻤﻠﺔ ﺇﺫا اﺟﺘﻤﻌﺖ ﻭﻛﺬا ﻓﻌﻞ ﻋﺮﻭﺓ ﻭﻛﺮﻫﻪ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻦ ﻋﻄﻴﺔ اﻟﺮﻭاﻳﺔ ﺑﺎﻟﺤﺎء اﻟﻤﻬﻤﻠﺔ ﺃﺻﺢ ﻭﻫﺬا اﻟﺤﻜﻢ ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ اﻟﻮﻗﺖ ﻭﺃﻣﺎ اﻵﻥ ﻓﺎﻟﻐﺴﻞ ﺃﻭﻟﻰ ﻟﻤﺎ ﺩﻋﺖ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﺇﻟﻰ ﺇﺯاﻟﺘﻪ ﻫﻜﺬا ﻓﻲ اﻟﻔﺘﺢ ﻭﻗﺎﻝ اﻟﻌﻴﻨﻲ ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ اﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﺇﻥ اﻟﻤﺼﺤﻒ ﺇﺫا ﺑﻠﻲ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ *ﻳﺪﻓﻦ* ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﻃﺎﻫﺮ ﺑﻌﻴﺪ ﻋﻦ ﻭﻃﻰء اﻟﻨﺎﺱ *ﻗﻠﺖ ﻟﻮ ﺗﺄﻣﻠﺖ ﻋﺮﻓﺖ ﺃﻥ اﻻﺣﺘﻴﺎﻁ ﻫﻮ ﻓﻲ اﻹﺣﺮاﻕ ﺩﻭﻥ اﻟﺪﻓﻦ* ﻭﻟﻬﺬا اﺧﺘﺎﺭ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺫﻟﻚ ﺩﻭﻥ ﻫﺬا ﻭاﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ.

📚 *ﺃﺳﻨﻰ اﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺭﻭﺽ اﻟﻄﺎﻟﺐ-[ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ]-[ﻓﺼﻞ ﻣﺎ ﻳﺤﺮﻡ ﺑﺎﻟﺤﺪﺙ]- ج١ / ص: ٦٢*

(ﻭ) ﻳﻜﺮﻩ (ﺇﺣﺮاﻕ ﺧﺸﺐ ﻧﻘﺶ ﺑﻪ) ﺃﻱ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﻧﻌﻢ *ﺇﻥ ﻗﺼﺪ ﺑﻪ ﺻﻴﺎﻧﺔ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﻼ ﻛﺮاﻫﺔ* ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻳﺤﻤﻞ ﺗﺤﺮﻳﻖ ﻋﺜﻤﺎﻥ - ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - اﻟﻤﺼﺎﺣﻒ. ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺴﻼﻡ ﻣﻦ ﻭﺟﺪ ﻭﺭﻗﺔ ﻓﻴﻬﺎ اﻟﺒﺴﻤﻠﺔ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﻻ ﻳﺠﻌﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺷﻖ ﻭﻻ ﻏﻴﺮﻩ ﻷﻧﻬﺎ ﻗﺪ ﺗﺴﻘﻂ ﻓﺘﻮﻃﺄ ﻭﻃﺮﻳﻘﻪ ﺃﻥ ﻳﻐﺴﻠﻬﺎ ﺑﺎﻟﻤﺎء ﺃﻭ ﻳﺤﺮﻗﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ ﺻﻴﺎﻧﺔ ﻻﺳﻢ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﺗﻌﺮﺿﻪ للإﻣﺘﻬﺎﻥ..

HADITS PINTU-PINTU SYURGA



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

PINTU-PINTU SURGA

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surrga; (lalu dikatakan kepadanya): "Wahai 'Abdullah, inilah kebaikan yang kamu amalkan. Maka barangsiapa dari kalangan ahli shalat dia akan dipanggil dari pintu shalat dan barangsiapa dari kalangan ahli jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad dan barangsiapa dari kalangan ahli puasa dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan dan barangsiapa dari kalangan ahli sedekah dia akan dipanggil dari pintu sedekah". Lantas Abu Bakar Ash-Shidiq radliallahu 'anhu bertanya: "Demi bapa dan ibuku, jika seseorang dipanggil diantara pintu-pintu yang ada, itu sebuah kepastian, namun apakah mungkin seseorang akan dipanggil dari semua pintu?". Rasulullah menjawab: "Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka".

HR Bukhari No: 1764 Status: Hadis Sahih

Kandungan hadits

1.  Masing masing orang mempunyai kelebihan yang bisa dibanggakan di hadapan Allah Subhanahu wata'ala
2.  Mereka yang ahli Shalat, ahli Jihad, ahli Sedekah, masing-masing akan dipanggil melalui pintu-pintu di surga masing-masing melalui pintu tertentu,  antaranya pintu shalat, jihad dan sedekah untuk masuk ke surga.

3.  Orang yang melaksanakan semua ibadat,  semua pintu ibadat di surga akan memanggil untuk masuk ke surga melalui pintu  masing-masing.

4. Menjadi calon penghuni surga sesungguhnya mudah, ringan, dan tidak mahal bila merujuk kepada apa yang dicontohkan dan dituntunkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam

HADITS CINTAILAH DENGAN SEWAJARNYA



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

WAJAR SAJA

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya. Boleh jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari nanti dia menjadi orang yang kamu cintai.”

 [HR. At-Tirmidzi No: 1997)

Kandungan hadits

1.  Benih cinta dan kasih sayang adalah fitrah manusia. Tidak boleh dibunuh, tetapi salurkan pada jalan yang tepat.

2.  Maka cintailah sesuatu dan atau seseorang sewajarnya dengan memberikan hak-haknya tanpa berlebihan dan tanpa meremehkan haknya.

3.  Jika seseorang berlebihan dalam membenci lawannya, mungkin suatu masa nanti hubungan mereka menjadi baik maka mereka akan malu untuk menjadi sahabat dan kawan karena merasa malu disebabkan berlebihan dalam membencinya selama ini.

4. Cinta dan benci adalah dua kata yang bertolak belakang. Kurang lebih sepadan dengan “suka dan tidak suka” atau “sudi dan tidak sudi.”

5.  Cinta akan datang jika seseorang telah menyenangkan dan membahagiakan.

6.  Benci datang apabila menjadikan seseorang kecewa, menyesal, dan merugikan.

7. Ketika salah nenerjemahkan cinta atau benci dalam kehidupan, maka akan berdampak kepada lawan bisa dianggap sebagai kawan dan kawan sebagai lawan.

8. Jika cinta itu datang dan muncul, pasti Anda akan mempersiapkan diri untuk menyerahkan segala pengorbanan yang dituntut oleh cinta tersebut. Namun, jika benci itu datang, Anda pasti akan mempersiapkan langkah-langkah untuk membalas dan meluapkan rasa benci Anda. Itu adalah hal yang telah menghiasi langkah setiap manusia. Allah l telah menjelaskannya hal ini dalam sebuah firman-Nya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran: 14)

ASHOBIYAH



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

ASHOBIYAH


عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ

Dari Jabir bin Muth’im, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada ashabiyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena ashabiyahdan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena ashabiyah.”

[HR. Abu Dawud No.4456].

Ashabiyah adalah fanatik buta. Bersikap membela dan mengikuti pihak yang menjadi sasaran Ashabiyah baik pihak tersebut benar ataupun salah. Benar atau salah tetap dibela.

Ashabiyah dilarang karena seharusnya seseorang membela kebenaran.  Kebenaran adalah yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah Nabi shollallahu alaihi wasallam.

Tidak boleh membela pihak yang salah dan menyimpang, meski orang tersebut satu suku, satu bangsa, atau orang dekat dia.

Indikator Ashobiyah

1. Jika ada dalil yang shahih,
dibantah dengan perkataan pemimpin atau kelompoknya.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Kaum muslimin sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya karena perkataan yang lainnya.”

(Madarijus Salikin, 2: 335)

2. Jika ada pendapat yang masih bisa ditolerir,
pendapat kelompoknya yang dianggap paling benar sendiri.

Jika ada pendapat dari luar, cenderung
tidak diterima, karena bukan dari pimpinan atau kelompoknya.

3. Jika dinasihati dan dikritik,
sulit menerima, lebih-lebih nasihat dan kritikan bukan berasal dari kelompoknya.

4. Jika ada kekeliruan dalam kelompoknya …
anggotanya membela mati-matian tanpa berdalil.

5. Jika berdakwah …
yang ditekankan adalah ikuti kelompoknya, bukan ikuti Al-Qur’an dan Hadits, bukan dakwah ilallah yang diarahkan, bukan dakwah pada tauhid dan ikuti tuntunan Nabi. Pokoknya dakwah pada kelompoknya yang dipentingkan.

TIGA AMALAN YANG PAHALANYA MENGALIR TERUS



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

TIGA AMALAN YANG PAHALANYA MENGALIR TERUS


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”

(HR. Muslim no. 1631)

Setiap orang tentunya memiliki amlan-amalan yang dilakukan semasa hidupnya. Amalan yang dilakukan diharapkan dapat sebagai pasive income di akhirat.

Kandungan hadits

Pertama : Manusia yang telah meninggal semua amalannya akan terputus  kecuali 3 hal yang telah disebutkan dalam hadist. sehingga seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia sebagai bekal di akhirat.

Kedua : ketiga hal tersebut merupakan karunia Allah yang mana setelah meninggal ia masih bisa mendapat pahala.

Ketiga : Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia, di antaranya:

a. Sedekah jariyah, yaitu pemberian baik dan dapat bermanfaat bagi orang lan secara terus menerus seperti waqaf tanah, membangun masjid, menggali sumur, menanaman pohon yang buahnya dapat dinikamti banyak orang, serta berbagai macam wakaf yang dimanfaatkan dalam ibadah.

Membangun masjid atau mendermakan tanah wakaf untuk dibangunkan masjid menjadi jenis amal jariah yang dapat mengalir hingga kiamat tiba. Sebab masjid yang dibangun di atas tanah pemberian anda akan dipakai sebagai sarana ibadah terus menerus.

b. Segala Ilmu yang bermanfaat, dan   ilmu syar’i (ilmu agama) yang ia ajarkan pada orang lain dan mereka terus mengamalkan.

c. Doa anak yang sholeh karena anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu oranh tuanya masih mendapatkan pahala meskipun orang tuanya sudah meninggal dunia.

Keempat : Di antara kebaikan lainnya yang bermanfaat untuk mayit muslim setelah ia meninggal dunia yang diberikan orang yang masih hidup adalah do’a  kebaikan yang tulus kepada si mayit tersebut. Do’a tersebut mencakup do’a rahmat, ampunan, meraih surga, selamat dari siksa neraka dan berbagai do’a kebaikan lainnya.

Kelima : Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa doa yang diterima dan bermanfaat tidaklah hanya dari anak saja. Bahkan do’a kebaikan orang lain untuk si mayit tersebut tetap bermanfaat insya Allah. Oleh karena itu, kaum muslimin disyari’atkan melakukan shalat jenazah terhadap mayit lalu mendo’akan mayit tersebut walaupun mayit itu bukan ayahnya. Jenazah yang didoakan oleh 40 orang yang disusun menjadi tiga shaf dalam shalat jamaah, maka jenazah tersebut akan diampuni dosanya.

عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى اِبْنِ عَبَّاسٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ:
أَنَّهُ مَاتَ اِبْنٌ لَهُ بِقُدَيْدٍ أَوْ بِعُسْفَانَ فَقَالَ يَا كُرَيْبُ اُنْظُرْ مَا اِجْتَمَعَ لَهُ مِنَ النَّاسِ قَالَ فَخَرَجْتُ فَإِذَا نَاسٌ قَدْ اِجْتَمَعُوْا لَهُ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ تَقُوْلُ هُمْ أَرْبَعُوْنَ قَالَ نَعَمْ قَالَ أَخْرِجُوْهُ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ فَيَقُوْمُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُوْنَ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيْهِ وَفِي رِوَايَةِ اِبْنِ مَعْرُوْفٍ عَنْ شَرِيْكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ كُرَيْبٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
59 – (948)

Dari Kuraib Maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas :
Bahwa anaknya telah meninggal di kawasan Qudaid atau ‘Usfan, maka ia pun berkata, Wahai Kuraib, lihatlah berapa orang yang berkumpul untuk menshalatkannya. Kuraib berkata; Maka aku pun keluar, ternyata orang-orang telah berkumpul untuk (menshalatkan) -nya. Lalu aku memberitahukannya kepada Ibnu Abbas, dan ia bertanya, Apakah jumlah mereka mencapai empat puluh orang? Kuraib menjawab, Ya. Kemudian Ibnu Abbas berkata,Keluarkanlah mayit itu, karena aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, dan dishalatkan oleh lebih dari empat puluh orang, yang mana mereka tidak menyekutukan Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’a mereka untuknya.’ Sementara di dalam riwayat Ibnu Ma’ruf adalah dari Syarik bin Abu Namir dari Kuraib dari Ibnu Abbas.

(Shahih Muslim : 948)

PERTOLONGAN DAN PERLINDUNGAN ALLAH



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Pertolongan dan Perlindungan Allah

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ
[رواه الترمذي].

Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas ra., beliau berkata : Suatu saat saya berada dibelakang Nabi saw., maka beliau bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah , niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering ).

(Riwayat Turmudzi).

Kandungan Hadits:

1- Perhatian Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2- Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat.
3- Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
4- Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
5- Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala .
7-'Menghormati waktu dan menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat.

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
[Surat An-Nisa' 9]

HUKUM WANITA SHALAT BERJAMAAH DI MASJID


Bagaimana hukumnya wanita shalat berjamaah dimasjid..Wajib atau sunat...minta referensi dalil beserta ibarotnya...wassalaamu'alaikum...

Jawaban

Boleh, jika tidak menimbulkan fitnah.
📚 الكتاب : المجموع
🖊 واما النساء فجماعتهن في البيوت أفضل لما روى ابن عمر رضي الله عنهما قال " قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تمنعوا نساءكم المساجد وبيوتهن خير لهن " فان أرادت المرأة حضور المساجد مع الرجال فان كانت شابة أو كبيرة تشتهي كره لها الحضور وان كانت عجوز الا تشتهي لم يكره لما روى أن النبي صلى الله عليه وسلم نهي النساء عن الخروج الا عجوزا في منقليها)

📚 الكتاب : إعانة الطالبين
🖊 ويكره لها - أي للمرأة - حضور جماعة المسجد إن كانت مشتهاة - ولو في ثياب بذلة - أو غير مشتهاة - وبها شئ من الزينة أو الريح الطيب.
وللامام أو نائبه منعهن حينئذ، كما له منع من تناول ذا ريح كريه من دخول المسجد.
ويحرم عليهن بغير إذن ولي أو حليل أو سيد أوهما في أمة متزوجة، ومع خشية فتنة منها أو عليها.
Dari ibaroh ini maka hukumnya ditafshil:

1. Haram: Bagi wanita yg tdk dapat izin dr suami/wali/majikan. & bisa menimbulkan fitnah._
2. Makruh:
a. Wanita yg dpt izin, namun ia merupakan wanita yg pd aslinya bisa membangkitkan selera/menggoda._
b. Wanita yg pd aslinya tdak membangkitkan selera, namun ia berhias serta berwangi-wangian.
3. Boleh: Wanita yg sudah izin, & tdk membangkitkan selera, tdk berhias serta tidak berwangi-wangian.
Namun demikian, hukum asal bagi wanita lebih utama berjamaah di rumah.

Didukung oleh _referensi_ berikut:

📕 *اﻟﻔﻘﻪ اﻹﺳﻼﻣﻲ ﻭﺃﺩﻟﺘﻪ ﻟﻠﺰﺣﻴﻠﻲ-اﻟﻘﺴﻢ اﻷﻭﻝ: اﻟﻌﺒﺎﺩاﺕ-ﺣﻀﻮﺭ اﻟﻨﺴﺎء ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ- ٢ / ١١٧٣*

ﻭﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭاﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ: *ﻳﻜﺮﻩ* ﻟﻠﺤﺴﻨﺎء ﺃﻭ ﺫاﺕ اﻟﻬﻴﺌﺔ ﺷﺎﺑﺔ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﺣﻀﻮﺭ ﺟﻤﺎﻋﺔ اﻟﺮﺟﺎﻝ؛ ﻷﻧﻬﺎ ﻣﻈﻨﺔ اﻟﻔﺘﻨﺔ، ﻭﺗﺼﻠﻲ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻬﺎ. *ﻭﻳﺒﺎﺡ* الحضور ﻟﻐﻴﺮ اﻟﺤﺴﻨﺎء ﺇﺫا ﺧﺮﺟﺖ ﺗﻔﻠﺔ (ﻏﻴﺮ ﻣﺘﻄﻴﺒﺔ) ﺑﺈﺫﻥ ﺯﻭﺟﻬﺎ، ﻭﺑﻴﺘﻬﺎ ﺧﻴﺮ ﻟﻬﺎ، ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻻﺗﻤﻨﻌﻮا اﻟﻨﺴﺎء ﺃﻥ ﻳﺨﺮﺟﻦ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ، ﻭﺑﻴﻮﺗﻬﻦ ﺧﻴﺮ ﻟﻬﻦ» ﻭﻓﻲ ﻟﻔﻆ «ﺇﺫا اﺳﺘﺄﺫﻧﻜﻢ ﻧﺴﺎﺅﻛﻢ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻓﺄﺫﻧﻮا ﻟﻬﻦ» *ﺃﻱ ﺇﺫا ﺃﻣﻦ اﻟﻤﻔﺴﺪﺓ.* ﻭﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻫﻴﺌﺔ ﺧﺮﻭﺟﻬﺎ: «ﻻ ﺗﻤﻨﻌﻮا ﺇﻣﺎء اﻟﻠﻪ ﻣﺴﺎﺟﺪ اﻟﻠﻪ، ﻭﻟﻴﺨﺮﺟﻦ ﺗﻔﻼﺕ» *ﺃﻱ ﻏﻴﺮ ﻣﺘﻄﻴﺒﺎﺕ.* ﻭﻋﻦ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ: ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: «ﺧﻴﺮ ﻣﺴﺎﺟﺪ اﻟﻨﺴﺎء ﻗﻌﺮ ﺑﻴﻮﺗﻬﻦ».
*ﻭاﻟﺨﻼﺻﺔ:* ﻻﺗﺨﺮﺝ اﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﺠﻤﻴﻠﺔ ﻟﻠﻤﺴﺎﺟﺪ، ﻭﺗﺨﺮﺝ اﻟﻌﺠﻮﺯ.

_Wahbah Az-zuhaili berkesimpulan bahwa:_
- "Wanita cantik jangan ke mesjid."
- "Perempuan tua (عجوز) silahkan ke mesjid."
Hemat saya: "barangkali karna wanita cantik sudh jelas menggoda. Siapa yg tdk tergoda oleh wanita cantik."

ﻧﻬﺎﻳﺔ اﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻨﻬﺎﺝ-[ﻛﺘﺎﺏ ﺻﻼﺓ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺃﺣﻜﺎﻣﻬﺎ]-[اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻟﻐﻴﺮ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭاﻟﺨﻨﺜﻰ ﺃﻓﻀﻞ]- ٢ / ١٤٠

ﺃﻣﺎ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭاﻟﺨﻨﺜﻰ ﻓﺠﻤﺎﻋﺘﻬﻤﺎ ﻓﻲ ﺑﻴﻮﺗﻬﻤﺎ ﺃﻓﻀﻞ ﻟﺨﺒﺮ «ﻻ ﺗﻤﻨﻌﻮا ﻧﺴﺎءﻛﻢ اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻭﺑﻴﻮﺗﻬﻦ ﺧﻴﺮ ﻟﻬﻦ» *ﻭﻳﻜﺮﻩ* ﻟﻬﺎ ﺣﻀﻮﺭ ﺟﻤﺎﻋﺔ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺸﺘﻬﺎﺓ ﻭﻟﻮ ﻓﻲ ﺛﻴﺎﺏ ﻣﻬﻨﺔ، ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺸﺘﻬﺎﺓ ﻭﺑﻬﺎ ﺷﻲء ﻣﻦ اﻟﺰﻳﻨﺔ ﺃﻭ اﻟﺮﻳﺢ اﻟﻄﻴﺐ، ﻭﻟﻹﻣﺎﻡ ﺃﻭ ﻧﺎﺋﺒﻪ ﻣﻨﻌﻬﻦ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻛﻤﺎ ﻟﻪ ﻣﻨﻊ ﻣﻦ ﺗﻨﺎﻭﻝ ﺫا ﺭﻳﺢ ﻛﺮﻳﻪ ﻣﻦ ﺩﺧﻮﻝ اﻟﻤﺴﺠﺪ، *ﻭﻳﺤﺮﻡ* ﻋﻠﻴﻬﻦ ﺑﻐﻴﺮ ﺇﺫﻥ ﻭﻟﻲ ﺃﻭ ﺣﻠﻴﻞ ﺃﻭ ﺳﻴﺪ ﺃﻭ ﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﺃﻣﺔ ﻣﺘﺰﻭﺟﺔ ﻭﻣﻊ ﺧﺸﻴﺔ ﻓﺘﻨﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻭ ﻋﻠﻴﻬﺎ،

ﻧﻬﺎﻳﺔ اﻟﺰﻳﻦ-ﻓﺼﻞ ﻓﻲ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﺼﻼﺓ- ص: ١١٧

ﺃﻣﺎ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﺃﻭ اﻟﺨﻨﺜﻰ ﻓﺠﻤﺎﻋﺘﻬﻤﺎ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ ﻭﺇﻥ ﻗﻠﺖ ﺃﻓﻀﻞ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺇﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﺑﻞ ﻳﻜﺮﻩ ﺣﻀﻮﺭ اﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﻟﺬﻭاﺕ اﻟﻬﻴﺌﺎﺕ ﺇﺫا ﺧﺮﺟﻦ ﺑﺈﺫﻥ اﻟﺰﻭﺝ ﻭﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻓﺘﻨﺔ ﻭﺇﻻ ﺣﺮﻡ

ﺣﺎﺷﻴﺔ اﻟﺒﺠﻴﺮﻣﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﺨﻄﻴﺐ = ﺗﺤﻔﺔ اﻟﺤﺒﻴﺐ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ اﻟﺨﻄﻴﺐ-[ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺼﻼﺓ]-[ﺣﻜﻢ ﺻﻼﺓ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ]- ٢ / ١٢٤

ﻗﻮﻟﻪ: (ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻟﺬﻭاﺕ اﻟﻬﻴﺌﺎﺕ) ﺃﻱ ﺫاﺗﺎ ﺃﻭ ﺻﻔﺔ ﻟﺘﺪﺧﻞ اﻟﺸﺎﺑﺔ: ﺃﻱ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﺘﺰﻳﻨﺔ ﻭﺃﻣﺎ ﻏﻴﺮ اﻟﺸﺎﺑﺔ اﻟﻤﺘﺰﻳﻨﺔ ﻓﺪاﺧﻠﺔ ﻓﻲ اﻟﺼﻔﺔ

اﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ اﻟﻔﻘﻬﻴﺔ اﻟﻜﻮﻳﺘﻴﺔ-ﺣﺮﻑ اﻟﺨﺎء-ﺧﺮﻭﺝ اﻟﻨﺴﺎء ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺴﺠﺪ:- ١٩ / ١١٠

ﺧﺮﻭﺝ اﻟﻨﺴﺎء ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺴﺠﺪ:
9 - ﺫﻫﺐ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺻﺎﺣﺒﺎ ﺃﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﺫا ﺃﺭاﺩﺕ ﺣﻀﻮﺭ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻟﻠﺼﻼﺓ، ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺷﺎﺑﺔ ﺃﻭ ﻛﺒﻴﺮﺓ ﺗﺸﺘﻬﻰ ﻛﺮﻩ ﻟﻬﺎ، ﻭﻛﺮﻩ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﻭﻭﻟﻴﻬﺎ ﺗﻤﻜﻴﻨﻬﺎ ﻣﻨﻪ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻋﺠﻮﺯا ﻻ ﺗﺸﺘﻬﻰ ﻓﻠﻬﺎ اﻟﺨﺮﻭﺝ ﺑﺈﺫﻥ اﻟﺰﻭﺝ ﺇﻟﻰ اﻟﺠﻤﺎﻋﺎﺕ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﺼﻠﻮاﺕ ﺩﻭﻥ ﻛﺮاﻫﺔ

MEMPERBANYAK SHALAT



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

MEMPERBANYAK SHALAT

عن أبي عبد الله، ويقال: أَبُو عبد الرحمن ثوبان- مولى رَسُول الله صلى الله عليه وسلم رضي الله عنه، قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ((عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ؛ فَإِنَّكَ لَنْ تَسْجُدَ للهِ سَجْدَةً إلا رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرجَةً، وَحَطَّ عَنكَ بِهَا خَطِيئةً)). رواه مسلم.

Dari  Abu Abdur Rahman, Tsauban, hamba sahaya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkata: "Saya mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah engkau memperbanyak bersujud (shalat), sebab sesungguhnya ktika engkau  bersujud sekali sujud, maka dengannya itu Allah mengangkatmu satu derajat dan dengan itu pula Allah menghapuskan satu kesalahan dari dirimu."

(Riwayat Muslim)

Kandungan hadits

1- Hadits tersebut  menunjukkan keutamaan  memperbanyak shalat  sunnah.

2.  Shalat Sunnah menjadi sebab Allah akan mengangkat derajat pelakunya  dan menhapus satu kesalahan dari orang tersebut.

3- Hadits tersebut menunjukkan keutamaan sujud karena sujud merupakan amalan yang menampakkan tingginya ketundukan seseorang pada Allah. Ketika sujud, hamba meletakkan anggota tubuhnya yang paling mulia ke tanah untuk dihadapkan pada Allah, Rabb semesta alam.

4- Tidak boleh bagi seorang pun bersujud pada selain Allah, karena sujud adalah hak Allah Ta’ala, sehingga seorang hamba harus menujukannya hanya pada Allah semata. Walaupun dalam syari’at sebelum syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dibolehkan untuk sujud pada makhluk sebagai bentuk pengghormatan (bukan sujud ibadah) sebagaimana sujud ayah Yusuf dan saudara-saudaranya ketika menemui Nabi Yusuf.

5. Tidaklah disebut sujud kecuali jika seseorang bersujud dengan menempelkan tujuh anggota tubuhnya (ke tanah), yaitu dahi dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki. Jika seseorang tidak meletakkan tujuh anggota tadi pada tanah semisal kedua kakinya diangkat sampai selesai sujud, maka sujudnya tidak sah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku perintahkan untuk sujud pada tujuh tulang …”. (HR. Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

- Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tuhannya ialah saat ia sedang sujud,

وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (Al Alaq: 19)

PERBEDAAN ORANG BAIK DAN PENYERU KEBAIKAN


"ORANG BAIK" ITU BANYAK TEMAN,  TETAPI "PENYERU KEBAIKAN" AKAN BANYAK MUSUH
_Imam Ibnu Qudamah pernah ditanya, "Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)?"

Beliau menjawab:
 *الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.*
_1.Orang Baik (Shalih), melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain._
*الصالح  تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .*
_2. Orang Baik, dicintai manusia, Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia._

Beliau ditanya lagi oleh muridnya, *"Kenapa demikian?"*
Jawabnya:
*الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه  لأنه صالح .*
_Rasulullah sebelum diutus sebagai Rasul, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik._
*ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.*
_Namun ketika Allah ta'ala mengutus nya sebagai Penyeru Kebaikan, kaum nya langsung memusuhinya dengan menggelarinya sebagai Tukang sihir, Pendusta, Gila, dll._

Ibnu Qudamah kemudian menambah kan:
 *لأن المصلح يصطدم بصخرة*
*أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم*
*_Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan._*
_Itulah sebabnya kenapa Luqman al Hakim menasihati anaknya agar *BERSABAR* ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan. Disebutkan dalam Al Quran:_

*يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك.*
_"(Lukman berkata) Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabar lah atas apa yang menimpamu."_

*Berkata Ahlul Ilmi:*
*مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.*
_"Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik (yang tidak menyerukan kebaikkan)."_

*_Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah menjaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri._
_Maka marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi penyeru kebaikkan._ Tetap Bersikap baik kepada musuhmu .... Alhamdullah.👌🙏👆

HAKEKAT KAYA



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
HAKEKAT  KAYA

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ.

Dari Abu Hurairah RA,  Nabi SAW bersabda: “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kaya itu adalah kaya hati."

(HR Bukhari)

Kandungan hadits


01.  Hakikat kaya bukanlah karena banyak harta, karena mayoritas manusia yang dilapangkan hartanya tidak puas dengan harta yang telah dimilikinya.

2.  Kekayaan sebenarnya adalah kekayaan jiwa, yaitu ketika merasa cukup dengan apa yang diperolehnya (qona’ah), rela dan tidak tamak terhadap apa yang diperolehnya.

3.  Kaya yang sesungguhnya adalah ketika  merasa cukup dan bersyukur dengan setiap pemberianNYa.

4. Insyirohulqolbi adalah sikap dan kondisi batin terhadap anugerah Allah seberapa pun yang diterima ia syukuri sebagai anugerah terbaik dari Allah Subhanahu wata'ala, bila demikian halnya maka yang terucap dari bibirnya hanya syukur, dan inilah kaya yang sesungguhnya.

HUKUM MENGGUNAKAN PACAR HENNA



Bagaimana hukum menggunakan pacar hena, dan batasan nya. ? Apakah tidak menyerupai orang yahudi..??

*Ditafshil:*

_1. Wanita bersuami, memakai pacar/hina' (merata dr tangan sampai pergelangan tangan) hukumnya *sunnah.* jika suami suka._
_2. Wanita blm bersuami, ia tdk disunnahkan/makruh. Bhkan *haram* jika pacar (hina')nya berwarna hitam._
_3. Laki2 (rajul)/banci, ia *haram* pakai pacar karena menyerupai perempuan, kecuali ada kebutuhan, spt berobat._
_4. Wanita yg ihrom, ia *disunnahkan* pakai pacar, baik belum/sudah bersuami, tua/muda._

_"Adapun mewarnai/memacari kuku bagi wanita adalah boleh. Asalkan tdk mncegah masuknya air ktika bersuci."_

📚 *Referensi:*

📕 *ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻘﺪﻣﺔ اﻟﺤﻀﺮﻣﻴﺔ اﻟﻤﺴﻤﻰ ﺑﺸﺮﻯ اﻟﻜﺮﻳﻢ ﺑﺸﺮﺡ ﻣﺴﺎﺋﻞ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ-ﺑﺎﺏ اﻟﻄﻬﺎﺭﺓ-ﻓﺼﻞ: ﻓﻲ ﺧﺼﺎﻝ اﻟﻔﻄﺮﺓ- ص: ٩٠ & ٧٠٨*

(ﻭ) ﻳﺴﺘﺤﺐ (ﺃﻥ ﻳﺪﻫﻦ ﻏﺒﺎ) ﺃﻱ: ﻭﻗﺘﺎ ﺑﻌﺪ ﻭﻗﺖ، ﺃﻱ: ﻋﻨﺪ اﻟﺤﺎﺟﺔ. _الى قوله_ *(ﻭ) ﺃﻥ ﺗﺨﺼﺐ (اﻟﻤﺰﻭﺟﺔ ﻳﺪﻳﻬﺎ، ﻭﺭﺟﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎلحناء) ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺣﻠﻴﻠﻬﺎ ﻳﺤﺒﻪ، ﻭﺃﻥ ﺗﺒﺪﺃ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﺎﻟﻴﻤﻨﻰ، ﺃﻣﺎ ﻏﻴﺮﻫﺎ .. ﻓﻼ ﻳﺴﻦ ﻟﻬﺎ ﺫﻟﻚ، ﺑﻞ ﻳﺤﺮﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﺨﻀﺐ ﺑﺴﻮاﺩ،*

(ﻓﺼﻞ) ﻓﻲ ﻣﺤﺮﻣﺎﺕ ﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﺸﻌﺮ ﻭﻧﺤﻮﻩ.
(ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺗﺴﻮﻳﺪ اﻟﺸﻴﺐ) ﻭﻟﻮ ﻻﻣﺮﺃﺓ ﻛﻤﺎ ﻓﻲ "اﻟﺸﺮﺡ" ﻭﻏﻴﺮﻩ. _الى قوله_ *(ﻭالحناء ﻟﻠﺮﺟﻞ) ﻭاﻟﺨﻨﺜﻰ اﻟﻤﻜﻠﻔﻴﻦ (ﺑﻼ ﺣﺎﺟﺔ) ﺇﻟﻴﻪ؛ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء،* ﻛﻤﺎ ﻣﺮ.

📘 *ﺃﺳﻨﻰ اﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺭﻭﺽ اﻟﻄﺎﻟﺐ-[ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻀﺤﺎﻳﺎ]-[ﻓﺼﻞ ﻟﻜﻞ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻥ ﻳﺪﻫﻦ ﻏﺒﺎ ﻭﺃﻥ ﻳﻜﺘﺤﻞ ﻭﺗﺮا]- ١ / ٥٥١*

(ﻭﺧﻀﺎﺏ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﺎلحناء) ﻭﻧﺤﻮﻩ (ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺣﺮاﻡ) ﻟﺨﺒﺮ «ﻟﻌﻦ اﻟﻠﻪ اﻟﻤﺘﺸﺒﻬﻴﻦ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻣﻦ اﻟﺮﺟﺎﻝ» (ﺇﻻ ﻟﻌﺬﺭ) ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﺑﺨﻼﻑ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﻬﺎ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻛﻤﺎ ﻣﺮ ﻓﻲ ﺑﺎﺑﻲ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ ﻭاﻹﺣﺮاﻡ ﻭاﻟﺨﻨﺜﻰ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻛﺎﻟﺮﺟﻞ اﺣﺘﻴﺎﻃﺎ

📙 *اﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻬﺬﺏ-ﺷﺮﺡ اﻟﻨﻮﻭﻱ-ﺑﺎﺏ اﻟﺴﻮاﻙ- ﺻﻔﺤﺔ - ١ / ٢٩٥ & ٧ / ٢١٩*

(ﻓﺮﻉ)
ﺃﻣﺎ ﺧﻀﺎﺏ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﺎلحناء ﻓﻤﺴﺘﺤﺐ ﻟﻠﻤﺘﺰﻭﺟﺔ ﻣﻦ اﻟﻨﺴﺎء: ﻟﻷﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﻤﺸﻬﻮﺭﺓ ﻓﻴﻪ ﻭﻫﻮ ﺣﺮاﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﺎﻝ ﺇﻻ ﻟﺤﺎﺟﺔ اﻟﺘﺪاﻭﻱ ﻭﻧﺤﻮﻩ: ﻭﻣﻦ اﻟﺪﻻﺋﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﻳﻤﻪ ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ اﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻟﻌﻦ اﻟﻠﻪ اﻟﻤﺘﺸﺒﻬﻴﻦ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻣﻦ اﻟﺮﺟﺎﻝ..

(ﻓﺮﻉ) ﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻓﻲ اﻷﻡ ﻭاﻟﻤﺨﺘﺼﺮ ﺃﺣﺐ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﺃﻥ ﺗﺨﻀﺐ ﻟﻹﺣﺮاﻡ ﻭاﺗﻔﻖ اﻷﺻﺤﺎﺏ ﻋﻠﻰ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ اﻟﺨﻀﺎﺏ ﻟﻬﺎ ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﺳﻮاء ﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﺯﻭﺝ ﺃﻡ ﻻ ﻷﻥ ﻫﺬا ﻣﺴﺘﺤﺐ ﺑﺴﺒﺐ اﻹﺣﺮاﻡ ﻓﻼ ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ (ﻓﺄﻣﺎ) ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ ﺗﺮﻳﺪ اﻹﺣﺮاﻡ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﺯﻭﺝ اﺳﺘﺤﺐ ﻟﻬﺎ اﻟﺨﻀﺎﺏ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻷﻧﻪ ﺯﻳﻨﺔ ﻭﺟﻤﺎﻝ ﻭﻫﻲ ﻣﻨﺪﻭﺑﺔ ﺇﻟﻰ اﻟﺰﻳﻨﺔ ﻭاﻟﺘﺠﻤﻞ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ ﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻏﻴﺮ ﺫاﺕ ﺯﻭﺝ ﻭﻟﻢ ﺗﺮﺩ اﻹﺣﺮاﻡ ﻛﺮﻩ ﻟﻬﺎ اﻟﺨﻀﺎﺏ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻋﺬﺭ ﻷﻧﻪ ﻳﺨﺎﻑ ﺑﻪ اﻟﻔﺘﻨﺔ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﺑﻬﺎ ﻭﻫﺬا ﻛﻠﻪ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻨﺪ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﺳﻮاء ﻓﻲ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ اﻟﺨﻀﺎﺏ ﻋﻨﺪ اﻹﺣﺮاﻡ اﻟﻌﺠﻮﺯ ﻭاﻟﺸﺎﺑﺔ ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻖ ﻓﻲ اﻟﺘﻄﻴﺐ
ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﺣﻴﺚ اﺧﺘﻀﺒﺖ ﺗﺨﻀﺐ ﻳﺪﻳﻬﺎ ﺇﻟﻰ اﻟﻜﻮﻋﻴﻦ ﻭﻻ ﺗﺰﻳﺪ ﻋﻠﻴﻪ ﻷﻥ ﺫﻟﻚ اﻟﻘﺪﺭ ﻫﻮ اﻟﺬﻱ ﻳﻈﻬﺮ ﻣﻨﻬﺎ
ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﺗﺨﻀﺐ اﻟﻜﻔﻴﻦ ﺗﻌﻤﻴﻤﺎ ﻭﻻ ﺗﻄﻮﻑ اﻷﺻﺎﺑﻊ ﻭﻻ ﺗﻨﻘﺶ ﻭﻻ ﺗﺴﻮﺩ ﻭﻗﺪ ﺳﺒﻖ ﺑﻴﺎﻥ ﻫﺬا ﻓﻲ ﺑﺎﺏ ﻃﻬﺎﺭﺓ اﻟﺒﺪﻥ
ﻭاﺗﻔﻖ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﺮﺟﻞ ﻣﻨﻬﻲ ﻋﻦ اﻟﺨﻀﺎﺏ ﻗﺎﻟﻮا ﻭﻛﺬﻟﻚ اﻟﺨﻨﺜﻰ اﻟﻤﺸﻜﻞ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ.

📗 *ﺗﺤﻔﺔ اﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ اﻟﻤﻨﻬﺎﺝ ﻭﺣﻮاﺷﻲ اﻟﺸﺮﻭاﻧﻲ ﻭاﻟﻌﺒﺎﺩﻱ-[ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺼﻼﺓ]-[ﺑﺎﺏ ﺷﺮﻭﻁ اﻟﺼﻼﺓ]- ٢ / ١٢٨*

ﻭﻳﺴﻦ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ اﻟﻤﺰﻭﺟﺔ ﻭاﻟﻤﻤﻠﻮﻛﺔ ﺧﻀﺐ ﻛﻔﻬﺎ ﻭﻗﺪﻣﻬﺎ ﺑﺬﻟﻚ ﺗﻌﻤﻴﻤﺎ؛ ﻷﻧﻪ ﺯﻳﻨﺔ ﻭﻫﻲ ﻣﻄﻠﻮﺑﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﻟﺤﻠﻴﻠﻬﺎ ﺃﻣﺎ اﻟﻨﻘﺶ ﻭاﻟﺘﻄﺮﻳﻒ ﻓﻼ ﻳﺴﻦ ﻭﺧﺮﺝ ﺑﺎﻟﻤﺰﻭﺟﺔ ﻭاﻟﻤﻤﻠﻮﻛﺔ ﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻓﻴﻜﺮﻩ ﻟﻪ ﻭﺑﺎﻟﻤﺮﺃﺓ اﻟﺮﺟﻞ ﻭاﻟﺨﻨﺜﻰ ﻓﻴﺤﺮﻡ اﻟﺨﻀﺎﺏ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ ﺇﻻ ﻟﻌﺬﺭ

📓 *ﺇﻋﺎﻧﺔ اﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺣﻞ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﻓﺘﺢ اﻟﻤﻌﻴﻦ-ﺑﺎﺏ اﻟﺤﺞ- ٢ / ٣٧٨*

(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺧﻀﺐ ﻳﺪﻱ اﻟﺮﺟﻞ اﻟﺦ) ﻣﻌﻄﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﺣﻠﻖ ﻟﺤﻴﺔ.
ﺃﻱ *ﻳﺤﺮﻡ ﺧﻀﺐ ﻳﺪﻱ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺭﺟﻠﻴﻪ بحناء ﺃﻱ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻩ ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﻓﻴﻪ ﺗﺸﺒﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء،* ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ: ﻟﻌﻦ اﻟﻠﻪ اﻟﻤﺘﺸﺒﻬﻴﻦ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﻣﻦ اﻟﺮﺟﺎﻝ.
ﻭﻗﺪ ﺃﺗﻲ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ: ﺑﻤﺨﻨﺚ ﺧﻀﺐ ﻳﺪﻳﻪ ﻭﺭﺟﻠﻴﻪ ﺑﺎلحناء، ﻓﻘﺎﻝ: ﻣﺎ ﺑﺎﻝ ﻫﺬا؟ ﻓﻘﺎﻟﻮا: ﻳﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء.
ﻓﺄﻣﺮ ﺑﻪ ﻓﻨﻔﻲ ﺇﻟﻰ اﻟﺒﻘﻴﻊ.
*ﻭﻣﺤﻠﻪ ﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻫﻨﺎﻙ ﻋﺬﺭ، ﻭﺇﻻ ﻓﻼ ﺣﺮﻣﺔ، ﻭﻻ ﻛﺮاﻫﺔ.*
ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ اﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻭﺧﻀﺎﺏ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﻭاﻟﺮﺟﻠﻴﻦ ﺑﺎلحناء ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻭاﻟﺨﻨﺜﻰ ﺣﺮاﻡ ﺑﻼ ﻋﺬﺭ.
اﻩ.
(ﻗﻮﻟﻪ: ﺧﻼﻓﺎ ﻟﺠﻤﻊ ﻓﻴﻬﻤﺎ) ﺃﻱ ﻓﻲ ﺣﻠﻖ اﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﻓﻲ اﻟﺨﻀﺐ، ﻓﻘﺎﻟﻮا: ﻻ ﻳﺤﺮﻣﺎﻥ، ﺑﻞ ﻳﻜﺮﻫﺎﻥ ﻓﻘﻂ.
(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﺑﺤﺚ اﻷﺫﺭﻋﻲ ﺇﻟﺦ) ﻫﻜﺬا ﻓﻲ اﻟﺘﺤﻔﺔ.
(ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺴﻦ اﻟﺨﻀﺐ ﻟﻠﻤﻔﺘﺮﺷﺔ) ﻣﻔﻬﻮﻡ اﻟﺘﻘﻴﻴﺪ ﺑﺎﻟﺮﺟﻞ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﻭﺧﻀﺐ ﻳﺪﻱ ﺇﻟﺦ، ﻭﺫﻛﺮ ﻓﻴﻪ ﺗﻔﺼﻴﻼ، *ﻭﻫﻮ ﺃﻧﻪ ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ ﻣﻔﺘﺮﺷﺔ ﺃﻱ ﺗﺤﺖ ﺯﻭﺝ ﺃﻭ ﺳﻴﺪ ﺳﻦ اﻟﺨﻀﺐ، ﻭﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ ﺧﻠﻴﺔ ﺃﻱ ﻟﻴﺴﺖ ﺗﺤﺖ ﺯﻭﺝ ﺃﻭ ﺳﻴﺪ ﻛﺮﻩ.*
ﻭﺑﻘﻲ ﺃﻧﻪ ﻗﺪ ﻳﺤﺮﻡ.
ﻭﺫﻟﻚ ﻓﻴﻤﺎ ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺤﺪﺓ.
ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ اﻟﻜﺮﺩﻱ: ﻗﻮﻟﻪ: ﻭﻳﺤﺮﻡ الحناء ﻟﻠﺮﺟﻞ.
ﺧﺮﺝ ﺑﻪ اﻟﻤﺮﺃﺓ، ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺗﻔﺼﻴﻞ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻹﺣﺮاﻡ اﺳﺘﺤﺐ ﻟﻬﺎ ﺳﻮاء ﻛﺎﻧﺖ ﻣﺰﻭﺟﺔ.
ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﻣﺰﻭﺟﺔ، ﺷﺎﺑﺔ ﺃﻭ ﻋﺠﻮﺯا ﻭﺇﺫا اﺧﺘﻀﺒﺖ ﻋﻤﺖ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﺨﻀﺎﺏ.

📔 *اﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ اﻟﻔﻘﻬﻴﺔ - اﻟﺪﺭﺭ اﻟﺴﻨﻴﺔ-اﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﺗﻮاﺑﻌﻪ- ﺣﻜﻢ اﻟﺘﺼﻮﻳﺮ:- ج ٣ / ص: ٩٥*

ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻠﻨﺴﺎء ﻟﺒﺲ اﻟﺬﻫﺐ ﻭاﻟﺤﺮﻳﺮ، ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﺎﻝ، *ﻭﻳﺠﻮﺯ ﺻﺒﻎ ﺃﻇﺎﻓﺮ اﻟﻨﺴﺎء ﺑﻤﺎ ﻻ ﻳﻤﻨﻊ ﻭﺻﻮﻝ اﻟﻤﺎء ﻛﺎلحناء ﻭﻧﺤﻮﻩ،* ﻭﻳﺤﺮﻡ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺎﻟﻜﺎﻓﺮاﺕ، ﻭﻣﻦ ﺗﺸﺒﻪ ﺑﻘﻮﻡ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻬﻢ.

JUJUR VS DUSTA



بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

JUJUR VS DUSTA

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Dari Abdullah RA bahwa Nabi SAW  bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur dia akan menjadi orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu akan membimbing kepada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan memandu ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu dusta maka dia akan menjadi sebagai seorang pebdusta."

(HR Bukhari No: 5629)

Kandungan hadits

1.  Berlaku jujur dan benar adalah dua sifat kenabian yang akan memandu kita untuk melakukan amal penghuni surga.

2.  Orang yang berlaku jujur dan benar akan memandu kehidupannya untuk melakukan kebaikan, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.

3.    Orang yang istiqamah dan biasa melakukan sesuatu dengan benar dan jujur, dia akan menjadi seorang yang benar dan jujur.

4. Orang yang  berdusta, akan memandu kehidupannya untuk melakukan keburukan dan maksiat dengan meninggalkan perintah dan melakukan larangan.

5. Sifat  dusta akan membimbing seseorang untuk melakukan maksiat dan pelanggaran yang akan memandunya ke neraka.

6.  Orang yang biasa berbohong, dia akan konsisten dalam kemaksiatan hingga tercatat disisi Allah Subhanahu wata'ala sebagai seorang pebdusta.

BENTUK SYUKUR RASULULLAH SAW




بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه


BENTUK SYUKUR RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM

عن عائشة رَضي الله عنها: أنَّ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يقُومُ مِنَ اللَّيلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقُلْتُ لَهُ: لِمَ تَصنَعُ هَذَا يَا رسولَ الله، وَقدْ غَفَرَ الله لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ: ((أَفَلا أُحِبُّ أنْ أكُونَ عَبْدًا شَكُورًا)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ، هَذَا لفظ البخاري.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. berdiri untuk beribadah pada sebagian  malam hingga bengkak kedua tapak kakinya. Saya (Aisyah) lalu berkata padanya: "Mengapa Anda berbuat demikian, ya Rasulullah, sedangkan Allah telah mengampuni  dosa-dosa  yang telah lalu dan yang kemudian?"
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah aku tidak senang untuk menjadi seorang hamba yang banyak bersyukurnya?"

 (Muttafaq 'alaih)


Kandungan hadits

1. Bentuk syukur yang    dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam adalah dengan mujahadah, yaitu kesungguhan dalam beribadah.

2.  Syukur harus dibuktikan dengan amal sebagaimana yang telah diucapkan oleh lisan. Diantara amal shaleh kepada Allah Subhanahu wata'ala yang terbaik adalah shalat, dan Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.

3. Bentuk syukur yang dirupakan dalam ketaatan, berdampak pada jaminan dari Allah Subhanahu wata'ala akan membimbing hamba tersebut untuk selalu berada dijalan yang benar yang diridhai-Nya.

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah


 وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

_*Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al-Ankabut:69)

Featured Post

SOAL PRAKARYA KELAS 11

  1 . Berikut merupakn bahan yang termasuk jenis bahan limbah organic, kecuali …. a. kerang                  b. batok kelapa             ...